Logo

Featured Posts

SELAMAT DATANG DI BLOG KELOMPOK STUDI AKUAKULTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO

Senin, 22 April 2013

Cacing Darah (larva Chironomus sp)

By Unknown  |  12.47 12 comments


Siapa yang belum mengenal cacing darah? Tentu para pencinta ikan sudah sangat akrab dengan makhluk yang satu ini. Ya, cacing darah telah dikenal secara umum bagi para feeder atau pembudidaya ikan dan para pencinta ikan di dunia sebagai pakan alami. Tapi tahukah kalian tentang kehidupan dari cacing darah itu sendiri?. Berikut ini tim KSA akan mengulas sedikit tentang Cacing darah (Bloodworm)
Cacing darah atau bahasa kerennya bloodworm sering disalah artikan sebagai cacing sutera. Ini dikarenakan cacing darah dan cacing sutera sama-sama berwarna merah. Tapi siapa sangka, cacing darah di sini walau berwarna merah namun makhluk ini merupakan larva dari serangga dari ordo Diptera (nyamuk) jenis Chironomus, yang merupakan jenis nyamuk yang hanya menghisap nektar bunga / tanaman dan tidak menggigit.
Larva chironomus sp atau lebih dikenal sebagai cacing darah atau bloodworm merupakan larva dari serangga yang termasuk ke dalam family nyamuk. Chironomus mengalami metamorphosis sempurna, memiliki empat stadia hidup, yaitu telur , larva, kepompong dan dewasa.
Cacing Sutera yang sering disangka sebagai Bloodworm

Cacing Darah yang merupakan larva dari nyamuk Chironomus sp

Chironomus sp dewasa


Habitat
Sebagai serangga air, diptera kebanyakan ditemukan pada berbagai tipe perairan. Larva chironomus mudah ditemukan di daerah litoral maupun profundal perairan tergenang. Tidak seperti kebanyakan nyamuk, larva (jentik) nyamuk chironomus hidup di dasar substrat dan membentuk tabung pada subtract sebagai tempat tinggalnya. Larva chironomus juga bersifat dentritus atau sebagai pengurai bahan organic yang membusuk pada dasar perairan.

Siklus hidup
Setelah proses pemijahan, induk betina akan meletakkan massa telurnya di permukaan air yang akan tenggelam ke dasar perairan dan kemudian menetas menjadi larva. Siklus hidup dari telur hingga mencapai dewasa biasanya memakan waktu kurang dari satu minggu atau bahkan lebih dari setahun tergantung jenis spesies dan musim.
Induk chirunomus meletakkan telurnya di tempat yang mengeluarkan aroma khas dari poses pembusukan bahan organik.  Telur chironomus ini selalu ditemukan pada pagi hari, sehingga dimungkinkan induk meletakkan massa telurnya pada malam hari. Massa telur chironomus berisi 100 sampai 2000 butir telur dan akan menetas dalam waktu 24 sampai 36 jam.
Setelah telur menetas akan keluar larva yang berbentuk memanjang seperti belatung. Berukuran 1 – 100 mm. kepala tersusun atas sklerotin, thorax tidak memiliki pasang kaki, tidak memiliki bakal sayap, abdomen 8 – 10 ruas.
Larva chirunomus mempunyai habitat akuatik dan bersifat saprofog atau dentrivor, ada beberapa jenis yang hidup dan membuat suatu tempat berbentuk tabung yang biasa ditemukan di dasar kolam atau bak air. Imago sebagian besar bersifat nocturnal, banyak ditemukan di sekitar cahaya. Larva akan hidup hingga 1 – 2 minggu yang kemudian akan berubah menjadi pupa. Sebelum masa inilah larva chironomus atau dikenal juga sebagai cacing darah biasa dipanen sebagai pakan alami ikan. Setelah beberapa hari menjadi pupa, chironomus akan keluar dari pupanya menjadi chironomus dewasa yang berupa nyamuk pemakan nectar. Chironomus deawa sendiri hanya bertahan hidup sekitar 2 – 3 hari.

Cacing darah sebagai pakan alami
Dewasa ini cacing darah telah banyak dikenal sebagai pakan alami, hal ini didukung juga oleh penelitian-penelitian terhadap kadungan nilai gizi yang terdapat pada cacing darah itu sendiri. Hasil analisa menunjukkan bahwa cacing darah mengandung 9,3% bahan kering yang terdiri dari 62,5% protein, 10,4% lemak dan 11,6% abu dengan 15,4% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Kandungan protein larva chironomus yang sangat tinggi mencapai 60% yang dapat dicerna langsung oleh ikan, serta lemak 10% inilah yang mendukung kecepatan pertumbuhan ikan. Selain itu juga larva chironomus mengandung pigmen karoten berupa astaxanthin yang mencerahkan warna pada ikan.

Cacing darah sebagai indikator perairan tercemar
Selain kandungan gizinya yang tinggi, cacing darah juga digunakan sebagai indikator pencemaran air. Mengapa demikian?. Cacing darah rentan terhadap kualitas perairan, dimana cacing darah ini mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap kualitas air. Cacing darah hidup pada lingkungan yang memiliki suhu sekitar 24 – 29 oC, kandungan DO 4 – 8 mg/l dan kandungan pH yan berkisar antara 6 – 8. Selain parameter tersebut, terdapat juga parameter lain seperti kedalaman dan bahan organik. Jika keadaan perairan tidak mendukung parameter tersebut, cacing darah tidak dapat berkembang dengan optimal atau bahkan tidak ditemukan di perairan tersebut.


daftar pustaka:
Anonimus. 2000. Culture of bloodworm. http://www.sciencs.nus.edu.sg/~webds/fish/livefood/#tab
Boyd, C. E. 1982. Water quality management for pond fish culture. Development in Aquaculture and Fisheries Science. Departement of Fisheries and Allied Aquaculture, Agriculture Experiment Station, Auburn University, Alabama, U. S. A. P : 3 1 8.

sumber gambar:
onocoro.blogspot.com
aquamerik.com
biolib.cz

Author: Unknown

Terima kasih telah berkunjung ke blog kami, kritik dan saran bisa langsung disampaikan ke salah satu sosmed ini

12 komentar:

  1. mas, apakah cacing ini juga bisa ditemukan di parit-parit di tepi jalan .. ?

    BalasHapus
  2. Aneka Rasa Cinta
    mas, apakah cacing ini juga bisa ditemukan di parit-parit di tepi jalan .. ?

    yups... hewan ini termasuk organisme dentrivor atau pengurai, jadi pasti banyak di parit parit yang banyak substratnya

    BalasHapus
  3. Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    secara gratis.
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    PIN BB : D61E3506
    Whatsapp : +85598249684
    L ine : Sinidomino
    poker online

    BalasHapus
  4. Wah bagus mas artikelnya, oiya, bloodworm kan banyak yang dijual dengan keadaan dibekukan tuh mas, apakah kandungannya masih seperti bloodworm yang hidup?

    BalasHapus
  5. Wah bagus mas artikelnya, oiya, bloodworm kan banyak yang dijual dengan keadaan dibekukan tuh mas, apakah kandungannya masih seperti bloodworm yang hidup?

    BalasHapus
  6. Ngeri pertama liat ku kira cacing sejenis pecet dan banyak telurnya/rumahnya di saringan air yg lg di rendam di kamar mandi

    BalasHapus
  7. Apakah berbahaya kalau cacing darah tsb masuk k tubuh kita, trutama anak balita...

    BalasHapus
  8. setau gue bloodworm bener cacing sutra.nama yabg terkandung worm adalah species tanpa perubahan bentuk/metafosis.sedangkan bloodworm beku yang di pasar ikan hias adalah midge fly larvae/larva nyamuk merah ilmiahnya Chironomussp.sebutan bloodworm di midge fly ini
    sudah turun menurun.dari awal 1999.sebenernya kalo kita perhatikan di semua merk cacing beku ada tulisan mandarin /jepang.yang artinya larva nyamuk merah beku.tetapi demi pasar mereka menyebutkan bloodworm karena lebih di cerna dan gampang menyebutkan.setau gue ya

    BalasHapus
  9. Bagaimana cara mengetahui ari dari cadar ini min?? Mohon bantuan foto nya juga kalau ada

    BalasHapus
  10. Terimakasih min, pencerahannya

    BalasHapus
  11. Apakah nyamuk jenis Cyronomus sp ini dapat menghisap darah sama hal nya dengan DBD ?

    BalasHapus

Pengikut

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with us.

Recent Articles

© 2014 - Now K.S.A. UNDIP | Supported By Universitas Diponegoro | Created By DipoCyber | KOMINFO KSA 2014 |
TOP